-->
  • Jelajahi

    Copyright © Wargata.com
    Info Berada di Sekitar Warga

    Banner Ucapan

    Ads Google Searc

    Hukrim

    Banner IDwebhost

    Praktik Agroforestri Kelompok Bisnis Madu dan Gula Aren Raup Untung Besar

    Admin 10 - Awhy
    17/05/25, 07:05 WIB Last Updated 2025-05-17T04:08:43Z
    Wargata.com, Luwu Utara -- Dalam rangka Lokakarya Jejak Kolaborasi, proyek SFITAL memamerkan keberhasilan pengembangan wirausaha lokal yang memperlihatkan dua inisiatif kelompok usaha berbasis agroforestri kakao, yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUB) Trigona Mantap dan KUB Aren Malimbu, yang ditampilkan pada Booth 4. 

    Proyek Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL) yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan dikoordinasikan oleh World Agroforestry (ICRAF), bersama mitra utamanya, Rainforest Alliance dan Mars, hadir memperkuat keberlanjutan sistem pertanian kakao di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

    Untuk itu, Good Agricultural Practices (GAP) dan wirausaha kakao agroforestri diterapkan, mencakup praktik budidaya kakao berkelanjutan dalam sistem agroforestri, serta pengembangan usaha kakao dan komoditas pendamping seperti lebah madu trigona dan aren.

    Untuk mendorong nilai tambah dan keberlanjutan ekonomi, SFITAL memfasilitasi pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) berbasis agroforestri. 

    Pada 2023, KUB Trigona Mantap dibentuk oleh petani dari Malimbu, Pararra, dan Tulak Tallu, yang berfokus pada budidaya lebah Trigona dan produksi madu alami dari kebun kakao. 

    Sementara pada 2024, KUB Aren Malimbu mengolah nira pohon aren menjadi berbagai produk, seperti gula balok, gula semut, sirup sarabba, dan gula aren cair.

    “Kami tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga memperkuat identitas lokal dan keberlanjutan jangka panjang,” jelas Team Manager, Cocoa dari Rainforest Alliance, Lukmansyah. 

    Lukmansyah menambahkan bahwa produk tersebut lahir dari kolaborasi, pengetahuan lokal, dan semangat petani untuk tumbuh bersama. 

    “Proses bisnis mereka tidak hanya memperkuat pendapatan ekonomi rumah tangga, tetapi juga menciptakan identitas lokal berbasis praktik pertanian berkelanjutan. Produk-produk ini telah dipasarkan secara lokal dan sedang menjajaki kemitraan dengan pasar regional,” jelas Lukman. 

    Sementara itu, Program Communication Analyst CIFOR-ICRAF Program Indonesia, Tikah Atikah, mengatakan bahwa ICRAF juga memperkenalkan desain kemasan yang menarik untuk meningkatkan daya Tarik dan nilai jual produk.

    “Kami juga membantu mempromosikan seluruh produk yang dihasilkan oleh kedua KUB tersebut melalui kanal website Kiprah Agroforestri di https://kiprahagroforestri.id/produkagroforestri/,” terang Tikah Atikah.

    Dengan rasa bangga Endri Martini, Agroforestry Extension Specialist CIFOR-ICRAF menyatakan bahwa kedua KUB tersebut, kini menjadi contoh wirausaha komunitas yang berbasis pada sistem pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan potensi lokal.

    “Kedua KUB ini menjadi contoh wirausaha komunitas berbasis sistem pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan potensi lokal,” ungkap Endri.

    Bersama Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Luwu Utara, ICRAF melalui program SFITAL menyelenggarakan Lokakarya Jejak Kolaborasi pada 15 Mei 2025 di Aula La Galigo, Kabupaten Luwu Utara. 

    Acara ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, perangkat daerah (PD), mitra pembangunan, lembaga riset, pelaku usaha, akademisi, serta kelompok tani dan penyuluh pertanian. 

    Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolaboratif untuk memperkuat sistem pertanian kakao yang tangguh dan berkelanjutan di Luwu Utara. (@wi/TK)
    Komentar

    Tampilkan

    Daerah

    +