Wargata.com, Palopo -- Sorotan publik terhadap kinerja Kapolres Palopo, AKBP Dedi Surya Dharma makin tajam setelah sejumlah wartawan lokal mengeluhkan sikap tertutup sang perwira.
Kapolres disebut-sebut enggan memberikan ruang komunikasi yang sehat dengan insan pers, padahal hubungan baik antara kepolisian dan media merupakan amanat langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Menariknya, di tengah sorotan tersebut, muncul pemberitaan bernuansa pencitraan di beberapa media luar daerah.
Publik menilai langkah ini sebagai bentuk kepanikan Kapolres Palopo untuk menutupi kesan buruk akibat sikap alergi terhadap wartawan lokal.
“Kalau memang ingin membangun citra positif, semestinya Kapolres lebih terbuka terhadap wartawan Palopo sendiri, bukan justru mencari panggung di media luar. Ini justru menimbulkan kesan ada jarak dengan pers lokal,” kata salah seorang wartawan senior di Palopo, Minggu, (24/8/2025)
Kritik juga datang dari sejumlah aktivis. Menurut mereka, seorang Kapolres seharusnya bisa menjadi teladan dalam keterbukaan informasi, bukan justru mempersempit ruang komunikasi.
“Pers itu mitra strategis polisi dalam menyampaikan informasi publik, bukan musuh. Kalau tertutup, wajar bila publik menilai ada sesuatu yang disembunyikan,” tegas seorang aktivis mahasiswa di Palopo.
Situasi ini membuat hubungan Polres Palopo dengan insan pers kian renggang. Padahal, semangat Kapolri dalam program Presisi menekankan sinergitas antara polisi dan media sebagai sarana kontrol sosial.
Publik kini menunggu sikap tegas dari Kapolda Sulsel. Apakah akan memberi teguran keras, atau bahkan mempertimbangkan mutasi, bila Kapolres Palopo terbukti gagal membangun hubungan baik dengan media di wilayah kerjanya. (@wi)
