-->
  • Jelajahi

    Copyright © Wargata.com
    Info Berada di Sekitar Warga

    Banner Ucapan

    Ads Google Searc

    Hukrim

    Banner IDwebhost

    Atasi Permasalahan Sampah, KKN UNHAS Budidayakan Maggot

    Admin 10 - Awhy
    15/08/25, 17:25 WIB Last Updated 2025-08-15T10:32:40Z
    Wargata.com, Parepare -- Kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan program inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah organik di Kelurahan Lakessi, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. 

    Dengan mengusung teknologi budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau maggot, mereka mengelola sampah organik pasar menjadi pakan ternak yang bernilai ekonomis.

    Program ini dilaksanakan di bawah bimbingan Dosen Pengampu KKN, Dr. Eng. Ir. Purwanto, S.T., M.T., Ph.D, dan mendapat dukungan dari CSR PT Pertamina Patra Niaga FT Parepare.

    Menurut data SIPSN KLHK 2023, Kota Parepare menghasilkan rata-rata 79,33 ton sampah per hari, dengan 51,4% di antaranya berupa sampah organik. Namun, sebanyak 77,55% dari total sampah tersebut langsung dibuang ke TPA Aloppoe tanpa pengelolaan lanjutan. 

    Fakta ini mendorong mahasiswa KKN-T Unhas untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

    “Banyak sayur, buah, dan sisa makanan yang terbuang. Itu potensi besar untuk diolah, bukan hanya dibuang begitu saja,” ujar Andi Ahmad Fa’il Fudhyal, Koordinator KKN Kelurahan Lakessi, Jum'at, (15/8/2025).

    Dengan memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia, seperti kandang BSF, alat pencacah pakan, dan wadah pemeliharaan, program ini berfokus pada siklus lengkap budidaya maggot: mulai dari larva, prepupa, pupa, hingga lalat BSF dewasa yang kembali bereproduksi.

    Kegiatan yang berlangsung dari 4 Juli hingga 12 Agustus 2025 ini diawali dengan observasi di lokasi Bank Sampah Lakessi, diskusi dengan Lurah dan pengelola, serta pembelian 5 kg maggot dewasa sebagai starter.

    “Salah satu aktivitas penting dalam budidaya ini adalah memisahkan fase larva dan prepupa, karena jenis pakan mereka berbeda. Kami juga rutin membersihkan kandang, mencacah sampah organik menjadi pakan, dan menyediakan tempat khusus untuk lalat BSF bertelur," tambahnya. 

    Sementara itu, Lurah Lakessi, Muh. Fadel S. STP., menyambut baik program ini dan berharap dapat terus berlanjut.

    “Kalau teknologi ini terus dijalankan, bukan hanya lingkungan pasar yang lebih bersih, tapi juga ada nilai ekonomis, seperti pakan ternak yang bisa dijual,” ujarnya.

    Dalam implementasinya, program ini telah berhasil mengolah 15 kg sampah organik dari Pasar Lakessi. 

    Hal ini mulai menunjukkan dampak nyata terhadap pengurangan volume sampah serta minat warga terhadap manfaat budidaya maggot.

    Salah satu warga pasar, Tahir, mengungkapkan manfaat langsung dari program tersebut.

    “Maggot BSF ini cukup bermanfaat, apalagi bisa kurangi sampah sayur di pasar dan disetor ke bank sampah. Tapi harus banyak warga yang paham dan mau ikut, biar bisa jalan terus,” ucapnya.

    Sebagai langkah lanjutan, kelompok KKN-T merekomendasikan penyelenggaraan workshop rutin untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah organik secara mandiri dan berkelanjutan.

    “Kami ingin meninggalkan program yang bisa dilanjutkan masyarakat, bukan hanya selesai saat KKN selesai,” tutup Fa’il. (@wi)
    Komentar

    Tampilkan

    Daerah

    +