Wargata.com, Luwu Utara -- Ribuan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, turun ke jalan menggelar aksi damai solidaritas peduli guru di depan kantor DPRD Luwu Utara, Selasa, (4/11/2025).
Aksi ini menjadi bentuk keprihatinan sekaligus seruan moral terhadap kasus dua guru di Luwu Utara yang diberhentikan tidak hormat (PTDH) melalui putusan Mahkamah Agung (MA) dalam perkara pungutan dana komite sekolah.
Ribuan peserta tampak membawa spanduk dan poster berisi seruan keadilan, sambil menyanyikan yel-yel perjuangan PGRI. Aksi berlangsung tertib dan damai di bawah pengawalan aparat kepolisian.
Jenderal Lapangan, Supian Sakti, dalam orasinya menegaskan bahwa perjuangan ini bukan untuk melawan hukum, melainkan untuk menegakkan rasa keadilan dan perlindungan terhadap profesi guru.
“Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 14 ayat (1) huruf c dan g, jelas disebutkan bahwa guru berhak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas serta rasa aman dan jaminan keselamatan. Itu yang kami perjuangkan,” ujar Supian.
Menurutnya, aksi damai ini juga merupakan bentuk solidaritas sesama pendidik agar tidak ada lagi guru yang kehilangan hak profesinya tanpa melalui mekanisme pembinaan yang jelas dan berkeadilan.
Ketua PGRI Luwu Utara, Ismaruddin menambahkan, aksi ini juga menjadi momentum refleksi bersama untuk memperkuat solidaritas antaranggota, meneguhkan semangat profesionalisme, dan mengingatkan pemerintah tentang pentingnya perlindungan hukum bagi guru.
“Guru adalah ujung tombak pendidikan. Ketika perlindungan terhadap guru diabaikan, yang terancam bukan hanya individu guru, tapi masa depan pendidikan itu sendiri,” ujarnya.
Dengan mengusung tema “Aksi Damai Solidaritas dan Peduli Guru Anggota PGRI Kabupaten Luwu Utara untuk Kemanusiaan dan Keadilan,” aksi ini menjadi simbol kekompakan dan kepedulian antaranggota PGRI dalam memperjuangkan nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab di dunia pendidikan.
Aksi berakhir dengan pembacaan pernyataan sikap dan doa bersama untuk solidaritas guru Indonesia. (@wi)
